You are currently viewing KKL Biologi – Dari Rangkong Badak hingga Elang Ular Bido
????????????????????????????????????

KKL Biologi – Dari Rangkong Badak hingga Elang Ular Bido

JAKARTA (UNAS) – Salah satu bidang minat yang terdapat pada Kuliah Kerja Lapangan  (KKL) Fakultas Biologi Universitas Nasional adalah bidang Ornitologi atau burung. Pada KKL yang diadakan di Rimbang Baling, Riau pada 15 – 21 April 2016 lalu, tim ini menemukan puluhan jenis burung.

Bidang peminatan Ornitologi melakukan observasi di SM Rimbang Baling. Menurut salah satu mahasiswa Biologi yang ikut KKL, Panji B. Surata Aziz, tim nya menemukan 64 jenis burung di kawasan Rimbang Baling. Observasi dilakukan tidak saja di hutan, namun juga di wilayah pedesaan / pemukiman. Di hutan timnya menemukan lebih banyak jenis burung ketimbang di pemukiman.

Salah satu jenis burung yang ditemukan adalah Kangkareng perut putih (Anthracoceros albirostris) dan Rangkong Badak (Buceros rhinoceros). Keduanya dari suku yang sama yaitu Bucerotidae. Rangkong badak (Buceros rhinoceros) merupakan salah satu spesies burung rangkong terbesar di Asia. Satwa ini menghabiskan waktunya di bagian atas tajuk hutan dengan memakan buah-buahan, serangga, reptil kecil, hewan pengerat, dan burung-burung kecil. Rangkong badak mempunyai perilaku yang unik; betina bersarang dalam lubang pohon yang kemudian ditutup dengan lumpur. Selama burung betina tinggal di dalam lubang tersebut ia diberi makan oleh burung jantan. Menurut Daftar Merah IUCN, rangkong badak termasuk spesies yang hampir mengalami kelangkaan.

Burung lain yang dilihat dalam observasi tim di Rimbang Baling adalah Elang Ular Bido (Spilornis cheela). Hewan ini dikenal juga sebagai Crested Serpent Eagle, berwarna hitam dengan garis putih di ujung belakang sayap, terlihat di saat terbang seperti garis yang tebal. Ciri khasnya adalah kulit kuning tanpa bulu di sekitar mata hingga paruh. Ada yang mengatakan bahwa kulit kaki dari elang ini mempunyai kekebalan terhadap bisa ular, karena itulah elang ini di sebut elang ular karena mempunyai kekebalan terhadap bisa ular.

Selain itu, lanjut Panji, terdapat Perenjak Jawa (Prinia flaviventris), Bentet Coklat (Lanius cristatus Linnaeus), Bondol-tunggir putih (Lonchura striata), Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis), Pijantung Tasmak (Arachnothera flavigaster), Kucica kampung (Copsychus saularis), perenjak gunung (Prinia atrogularis) hingga Raja udang meniting (Alcedo meninting). (*mth)

 

Sumber: https://www.unas.ac.id/berita/kkl-biologi-dari-rangkong-badak-hingga-elang-ular-bido/

Leave a Reply

16 − 15 =

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.