Universitas Nasional, dalam hal ini Fakultas Biologi telah mempunyai MoU kerja sama terkait akademik dan penelitian orangutan dan keanekaragaman hayati di Stasiun Peneltian Cabang panti Taman Nasional Gunung Palung di Kalimantan Barat dengan University of Michigan dan Boston University USA. Dalam rangka memperingati 70 tahun UNAS, Prodi Magister Biologi, Sekolah Pascasarjana bersama-sama dengan Fakultas Biologi melaksanakan Kuliah Umum dengan tema “Orangutan Juvenile Development dan Ekologi Komunitas Vertebrata di Stasiun Riset Cabang Panti Taman Nasional Gunung Palung Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.
Kuliah umum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Juli 2019 di ruang seminar sekolah pascasarjana Universitas Nasional lantai 3 (tiga) di hadiri oleh para mahasiswa dan dosen, serta undangan perguruan tinggi lainnya bertujuan untuk memperkuat pemahaman dalam konservasi keanekaragaman hayati dan penelitiannya. “Universitas Nasional telah memiliki satu mata kuliah tentang konservasi untuk semua mahasiswa lintas Fakultas dan ini merupakan mata kuliah wajib di ambil oleh mahasiswa” jelas Prof. Erna.
Andrew J Marshall, Ph.D selaku pembicara pertama dari Departement Antropology University of Michigan-USA memaparkan ekologi komunitas vertrebata di stasiun riset cabang panti dengan tiga contoh sederhana. “Kompetisi antar spesies di cabang panti sangat tinggi terkait makanan, tetapi mereka dapat hidup bersama dikarenakan menempati tempat yang berbeda, pindah habitat dan memakan makanan yang berbeda” jelas Andrew.
“Untuk melihat satwa bisa tetap hidup berdampingan, terlihat dari rekaman kamera trap yang kami pasang, selain itu terdata juga 5 (lima) spesies kucing di Stasiun Riset Cabang Panti dan merupakan terbanyak di Kalimantan, salah satunya Macan Dahan (Neofelis diardi). Dalam sesi tanya jawab, Darmawan Listanto salah satu alumni Fakultas Biologi UNAS bertanya “bagaimana satwa memanfaatkan ruang dan waktu untuk bisa hidup bersama?”. “ruang dan waktu tidak sangat mempengaruhi hasil analisis, karena penelitian kami hanya kepada satwa yang memakan buah saja” jawab Andrew.
Dr. Sugarjito salah satu dosen pasca sarjana Biologi menanyakan apakah teori kompetisi tidak berlaku bagi satwa ketika musim buah dan apakah ada sinkronis jenis buah di cabang panti baik di areal dataran rendah (gambut) dengan dataran tinggi (pegunungan)?. Andrew menjelaskan bahwa penelitiannya hanya fokus terkait ekologi dan populasi bukan mengenai pakan dan individu.Pembicara kedua dalam seminar ini merupakan peneliti dari Departemen Antropologi Universitas Boston-USA yaitu Cheryl. D Knott, Ph.D dengan judul presentasi Orangutan Juvenile Development. “Saya meneliti orangutan karena perkembangan biakannya yang sangat lama dibanding jenis kera besar lainnya (simpanse dan gorilla) ini dikarenakan interval kelahiran anaknya sangat lama atau setiap 8 (delapan) tahun, induk (betina) akan memiliki anak kembali” jelas Cheryl. “Selain itu, keragaman pakan dan habitat juga mempengaruhi perkembangang biakan orang utan” Tambah Cheryl.
“Kami setiap hari mengumpulkan semua buah yang sebagai makanan orang utan untuk mengetahui berapa besar nutrisi atau kalori yang diperlukan orangutan, terutama pada orangutan remaja dan ukuran badan, selian itu semakin besar usus orang utan maka semakin banyak serat yang diperlukan orangutan. Kepadatan orangutan sangat rendah dibanding dengan jenis-jenis buah yang ada di Cabang Panti, selain itu orangutan bukan sebagai penyebar bijih utama walaupun orangutan disebut sebagai spesies payung” jelas Cheryl.
Cheryl menjelaskan bahwa penelitian yang dilaksanakan juga melihat fases (kotoran) orangutan untuk menghitung dan mengidentifikasi spesies apa saja yang dimakan oleh orangutan, selain itu variasi nutrisi untuk orangutan Sumatera lebih banyak berasal dari buah, jika di Kalimantan orang utan tidak hanya buah tetapi bisa serangga dan akar-akar kayu dalam memenuhi kebutuhan kalori dan nutrisi.
Seminar ini di moderator oleh Dr. Sri Suci Atmoko selesai pada pukul 15:25 wib. “Kerjasama yang dilakukan Universitas Nasional khususnya Fakultas Biologi dan Program Studi Magister Biologi Sekolah Pasca Sarjana dengan berbagai Universitas luar yang akan melakukan riset di Indonesia, banyak memberikan beasiswa kepada mahasiswa hingga program doktoral. Dalam pengembangan studi baik untuk mahasiswa dari Jabodetabek maupun dari daerah-daerah yang menjadi lokasi riset bersama. Salah satu beasiswa yang telah diberikan dalam rangka kerja sama ini diberikan kepada Bapak Endro Setiawan, SPK.P Pengendali Ekosistem Hutan (PEH)” selaku Kepala Stasiun Riset Cabang Panti Balai Taman Nasional Gunung Palung di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat dan salah satu Jelas Suci.
“Semakin banyak kita ketahui tentang orangutan, maka semakin banyak hal yang belum kita ketahui tentang orangutan, untuk itu perlu dilaksanakan riset-riset lanjutan yang telah dilaksanakan oleh para peneliti, dan kami percaya presentasi ini bermanfaat bagi kita semua”, tutup Prof. Dr. Dedi Darnaedi sekaligus menutup acara ini mewakili ketua Program Studi Magister Biologi. (Herman S. Simanjuntak/S2-Bio)